Proyek IKN Sedang Berjalan, Bagaimana Prospek Emiten Konstruksi Dan Property ?
IKN (Ibu Kota Negara) adalah proyek pemindahan pemerintahan yang awalnya berada di Jakarta untuk dipindahkan ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan di sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Berdasarkan Buku Saku Pemindahan IKN, berikut merupakan beberapa alasan pemilihan kedua wilayah tersebut tersebut:
Pertama, minimnya risiko bencana seperti banjir, gempa, tsunami, kebakaran hutan, gunung berapi, dan tanah longsor (jauh dari ring of fire)
Kedua, lokasinya yang strategis dan berada di tengah-tengah wilayah Indonesia. Secara geografis, jarak rata-rata Kalimantan Timur ke seluruh provinsi di Indonesia adalah 893 km.
Ketiga, lokasi IKN berdekatan dengan wilayah perkotaan yang sudah berkembang, yaitu Balikpapan dan Samarinda.
Keempat, infrastruktur yang ada di Balikpapan dan Samarinda relatif sudah lengkap.
Proyek pembangunan IKN membutuhkan anggaran berkisar Rp 501 trilliun. Skema pembiayaan pembangunan IKN Nusantara hingga 2024 mayoritas dibebankan pada APBN, yakni sebesar 53,3 persen, sisanya didapat dari Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), Swasta, dan BUMN yang totalnya sebesar 46,7 persen. Disamping pembangunan gedung IKN utama, pembangunan infrastruktur lain seperti jalan protokol, jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kota/kabupaten di sekitar yang baik dan layak juga pasti termasuk didalamnya, ditambah dengan pembangunan rumah untuk ASN dan Anggota TNI-Polri beserta sarana dan prasarana pendukung lainnya.
Di Indonesia ada banyak perusahaan yang dapat menunjang keperluan pembangunan properti dan konstruksi. Seperti perusahaan milik BUMN di bidang konstruksi dan properti yaitu WSBP,WSKT,WIKA,ADHI,PTPP, atau perusahaan properti milik pihak swasta seperti BSDE,CTRA,DMAS,LPKR,ASRI,SMRA,dan lain sebagainya. Sehingga diperkirakan mampu berkontribusi memenuhi sarana dan prasarana apabila pemerintah memerlukan bantuan pembangunan untuk Ibu Kota Negara.
Emiten BUMN Karya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) membidik kontrak konstruksi pengerjaan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara seiring ditetapkannya Kepala Badan Otorita IKN. SVP Corporate Secretary Waskita Karya (Persero) Novianto Ari Nugroho mengungkapkan emiten berkode WSKT ini fokus bersiap turut serta dalam tender IKN. Perseroan sudah menyiapkan likuiditas hingga tim setingkat manajer senior yang ada di Balikpapan. Peluang WSKT untuk memenangkan tender pembangunan Ibu Kota Negara sangat terbuka luas, sehingga akan berpotensi berdampak pada laba perusahaan. Emiten BUMN Konstruksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) siap membangun pembangkit listrik hingga distribusikan motor listrik Gesits untuk menyambut proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Anak usaha WIKA, PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi (Wikon), bersama Gesits Technologies Indo (GTI) mendirikan PT WIKA Industri Manufaktur (Wika) pada Juni 2018. Sebelumnya, penjualan motor listrik Gesits hingga akhir 2021 ditargetkan mencapai kisaran 5.000-7.000 unit. Hingga November 2021, WIKA tercatat telah menjual kendaraan listrik bermerek Gesits tersebut sebanyak 2.800 unit. Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya percaya diri dapat turut berkontribusi dalam proyek konstruksi IKN Nusantara. Alasannya, emiten berkode WIKA ini sudah mengerjakan banyak proyek strategis nasional (PSN). WIKA juga menyasar sejumlah proyek potensial dalam pembangunan IKN Nusantara, seperti infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, instalasi air bersih dan pengolahan limbah, pembangkit listrik, industrial pant, gedung dan perkantoran.
Selain konstruksi, saham di sektor properti sangat menarik untuk di pantau dan dikaji lebih dalam mengingat masih terkait dengan dampak pembangunan IKN dengan perusahaan properti. Salah satu emiten yang akan kami bahas di sini adalah emiten CTRA, ditambah lagi CTRA juga mempunyai proyek di Samarinda. CTRA memang telah memiliki dua proyek di Samarinda yakni yaitu CitraLand City Samarinda dan CitraGrand Senyiur City. CTRA memiliki total 870 hektare land bank di Kalimantan. Luas tanah yang terbesar adalah atas nama CitraGrand Senyiur City Samarinda seluas 397 hektare.
Sangat menarik bukan,terkait kajian kedua sektor yaitu properti dan konstruksi untuk kesuksesan proyek IKN. Selain mengkaji fundamental perusahaan,kita juga perlu mengkaji dari sisi teknikal. Dari ketiga emiten yang telah kami paparkan di atas akan dikaji juga melalui fundamental sebagai berikut :
PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT)
Pada teknikal ini, menggunakan MA 5 dan MA 15. Teknikal WSKT sangat menarik karena telah mencapai titik support dan berpotensi uptrend. MA 5 telah mendekati MA 15, ketika telah terjadi golden cross akan berpotensi naik. Dengan range support 480-510,spekulasi buy di 510- 520,Target Price 1 range 660 - 695 dan Target Price 2 yaitu di 730 - 765.
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA)
Teknikal pada WIKA menggunakan MA 5 dan MA 15. Support terkuatnya adalah di range 825 - 875, spekulasi buy di range 885 - 995,TP 1 pada range 1090 -1190, TP 2 di 1285 - 1370. Posisi MA 5 juga sudah golden cross dengan MA 15 sehingga sangat menarik menjadi daftar emiten yang akan berpotensi cuan.
PT Ciputra Development Tbk (CTRA)
Pada CTRA menggunakan MA 5 dan MA 15 seperti dua emiten sebelumnya. Titik range support berada di 810 - 835,spekulasi buy di 900- 1020,TP di range 1165 - 1200. Harga CTRA sudah naik, sehingga wait and see lebih dianjurkan karena dikhawatirkan akan terjadi downtrend.
Tiga emiten ini tidak dapat kita pastikan 100% akan naik, sehingga resiko ditanggung diri sendiri. Dianjurkan untuk melakukan analisa dan kaji kembali terkait ketiga emiten yang sudah kami analisa. Sesuaikan seberapa besar resiko tergantung diri sendiri
DISCLAIMER ON!
KABAR BULE
Credits. Karistra Fathur
Department Investment