PANDEMI MASIH BERLANJUT, SEKTOR KONSUMER
BAKAL MENGGELIAT!
Kasus omicron
dikabarkan memberikan dampak kepada bursa sehingga bursa melemah pada Kamis, 16
Desember 2021. Menteri Koordinator Bidang Maritim, Luhut Binsar F Ruari
menyebut bahwa puncak varian omicron
akan terjadi di antara bulan Februari hingga Maret 2022. Seiring berjalannya kehidupan
di tengah pandemi saat ini, ditambah dengan prediksi-prediksi meluapnya puncak kasus
omicron memberikan kekhawatiran bagi masyarakat,
tak terkecuali Investor.
Sentimen negatif yang
ditimbulkan oleh Omicron ini menghantui
pasar modal dan juga ikut menyeret investor was-was dalam memprediksi prospek pemulihan
ekonomi saat ini. Salah satunya dikhawatirkan berlakunya kembali kebijakan Pemerintah
membatasi pergerakan masyarakat. Disisi lain sentimen positif muncul dari dampak
varian omicron tidak terlalu serius seperti
halnya varian delta, sehingga rasa panik
masyarakat menurun dan kepercayaan masyarakat serta ritel mulai kembali tumbuh.
Seperti yang kita lihat harga komoditas lunak naik signifikan karena permintaan mulai membaik setelah 2020. Beberapa komoditas lunak, seperti gula/kopi/kelapa sawit, mulai diperdagangkan lebih rendah (-690/-196/-496 YTD), sementara lainnya terus berakselerasi, seperti gandum dan skim milk (4696/4694 YTD).
Sumber; Bloomberg, Trimegah
Research
Pada Kamis, (9/12/21)
saham-saham sektor consumer goods ditutup menguat, berbanding lurus dengan
kondisi IHSG yang ditutup hijau seperti grafik yang dapat dilihat sebagai
berikut.
Sumber: Tradingview 17 Januari 2022
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia
di tanggal tersebut, berikut adalah ringkasan beberapa saham consumer goods
yang termasuk dalamsaham yang menunjukan pergerakan baik;
1. Indofood Sukses Makmur
(INDF), saham +2,75%, ke Rp 6.550/saham
- Unilever Indonesia (UNVR),
+2,34%, ke Rp 4.370/saham
- Charoen Pokphand Indonesia
(CPIN), +2,16%, ke Rp 5.925/saham
- Indofood CBP Sukses Makmur
(ICBP), +1,99%, ke Rp 8.950/saham
- Gudang Garam (GGRM), +1,83%,
ke Rp 32.075/saham
- Garudafood Putra Putri Jaya
(GOOD), +0,99%, ke Rp 510/saham
- FKS Food Sejahtera (AISA),
+0,98%, ke Rp 206/saham
- Kalbe Farma (KLBF), +0,94%,
ke Rp 1.610/saham
- SumberAlfariaTrijaya (AMRT),
+0,85%, ke Rp 1.180/saham
Berdasarkan data tersebut, saham
INDF mengalami kenaikan terbesar sebanyak 2.75% ke tingkat harga Rp
6.550/lembar, dengan nilai transaksi sebesar Rp38 miliar. Investor asing terdeteksi
melakukan transaksi jual bersih sebesar Rp2,52 miliar di pasar reguler, namun melakukan
transaksi beli bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp8,87 miliar.
Saham INDF tercatat sudah menguat 1,16% dalam seminggu dan mendaki 3,56% dalam sebulan.
Saham
ICBP juga ikut menyusul naik 1,99%, di tengah aksi beli bersih asing sebesar Rp1,21
miliar di pasar reguler. Dengan ini, dalam sepekan saham ICBP naik 1,13%. Saham
produsen produk UNVR pun juga terapresiasi 2,34%, serta saham emiten perunggasan (poultry) CPIN
dan produsen rokok GGRM sama-sama terangkat 2,16% dan 1,83%.
Sentimen
positif makro untuk sektor consumer goods saat ini adalah soal konsumen
Indonesia yang kian percaya diri melihat kondisi ekonomi saat ini dan kebijakan
Pemerintah hingga enam bulan ke depan. Optimisme itu tergambar dari Indeks Keyakinan
Konsumen (IKK). Kondisi omicron yang
sebagaimana telah disebutkan diatas tidak memberikan dampak besar terhadap perekonomian
Indonesia sebagaimana yang ditimbulkan oleh varian delta. Lalu pilihan saham apa sajakah yang kiranya dapat diambil langkah
untukentry?
PT Mayora Indah Tbk (MYOR)