IHSG sudah mencatatkan kenaikan sebesar 9,28%
atau 582.981 poin dalam timeframe kumulatif sebulan. Hal ini sangat mengejutkan
banyak investor karena saham-saham big caps sudah mulai rebound
dari downtrend-nya. Terlihat dari grafik kinerjanya, sangat terlihat
kenaikan yang cukup signifikan sejak 16 Agustus 2021. Investor asing pasar
saham masuk ke bursa RI dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 1,24
triliun di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan jual bersih di pasar
negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 34,66 miliar.
Nama Emiten |
Current
Price (1
Oktober 2021) |
Last
Price (22
Oktober 2021) |
Persentase
Kenaikan |
Unilever Indonesia (UNVR) |
3930 |
4850 |
23,41% |
Hanjaya Mandala Sampoerna
(HMSP) |
1020 |
1115 |
9,31% |
Indofood CBP Sukses Makmur
(ICBP) |
8350 |
9100 |
8,91% |
Gudang Garam (GGRM) |
32500 |
34875 |
7,31% |
Indofood Sukses Makmur (INDF) |
6325 |
6650 |
5,11% |
Nippon Indosari Corpindo
(ROTI) |
1330 |
1375 |
3,50% |
Mayora Indah (MYOR) |
2390 |
2410 |
0,84% |
Dilihat dari tabel tersebut, Saham UNVR telah melonjak dalam sepekan menjadi 23,41% kemudian dalam sebulan kembali melejit. Adapun secara year to date (ytd)
saham UNVR masih ambles 34,01%. Di bawah saham UNVR, ada saham HMSP yang
terkerek naik 9,31% ke Rp 1.115/saham. Asing mencatatkan beli bersih Rp 2,92
miliar di saham HMSP. Dalam sepekan saham ini melemah -2,62%, sementara dalam
sebulan melesat 12.63%. Dari ranah makroekonomi,
sentimen positif yang turut mendorong saham-saham barang konsumen akhir-akhir
ini adalah soal mulai membaiknya persepsi atau keyakinan konsumen dalam melihat
ekonomi RI seiring adanya pelonggaran kebijakan mobilitas publik di tengah
pandemi Covid-19. Menurut data Bank Indonesia (BI), Indeks Keyakinan Konsumen
(IKK) bulan September 2021 yang juga mengalami kenaikan. BI mencatat IKK
September 2021 sebesar 95,5, meningkat dari 77,3 pada bulan sebelumnya.
Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi
mendatang terpantau menguat dan berada pada area optimis (>100). Penguatan
ekspektasi konsumen didukung oleh kenaikan pada seluruh aspek pembentuknya,
yaitu ekspektasi penghasilan, ekspektasi ketersediaan lapangan kerja, dan
ekspektasi kegiatan usaha. Kenaikan IKK juga terjadi sejalan dengan pelonggaran
pembatasan aktivitas publik. Perbaikan sentimen konsumen juga menjadi katalis
positif untuk IHSG. Kenaikan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) di bulan pertama kuartal terakhir sendiri sering diatribusikan
kepada aksi beli para investor yang 'curi start' dalam mengoleksi saham-saham
unggulan (blue chip) atau berkapitalisasi pasar besar (big cap) yang biasanya
pada akhir tahun terkena efek window dressing. Window dressing sendiri
bisa dibilang sebagai suatu strategi memoles laporan keuangan bagi emiten
maupun portofolio yang dimiliki oleh fund manager sehingga
terlihat lebih cantik di mata investor.
Kesimpulannya dari segi makroekonomi dan
ekspektasi dari investor, emiten-emiten consumer goods masih bisa
dipantau untuk dikoleksi pada bulan-bulan ini. Adanya window dressing
menambah probabilitas kenaikan harga emiten consumer good lebih maksimal
ditambah dari segi volume transaksi sudah menunjukkan adanya kenaikan setelah
sebelumnya sektor ini jarang sekali peminatnya. Dengan ditambah kenaikan yang
nyata diantara saham-saham berkapitalisasi pasar besar membuat siklus consumer
good bakal menjadi bintang.
DISCLAIMER ON!