January effect adalah bentuk keyakinan positif dimana IHSG cenderung naik dikarenakan harga saham yang meningkat di bulan Januari. Efek ini membuka peluang bagi para investor untuk membeli saham ketika harga lebih rendah sebelum Januari. Lalu, mereka dapat menjualnya setelah harga sahamnya naik di awal tahun. January effect merupakan sebuah fenomena di mana bursa saham AS cenderung menguat pada Januari.Ada beberapa alasan yang mendasari terjadinya fenomena January effect, salah satunya adalah penggunaan bonus akhir tahun oleh masyarakat AS untuk berinvestasi di pasar saham.
Selain itu, January effect juga dipicu oleh faktor psikologis, yakni anggapan investor bahwa Januari merupakan bulan terbaik untuk memulai sebuah program investasi. Ada juga masyarakat yang merealisasikan resolusi tahun barunya untuk mulai berinvestasi sehingga dorongan beli di pasar saham meningkat dan menyebabkan harga terkerek naik. Fenomena January effect di AS kemudian menjalar hingga ke pasar saham Tanah Air. Bahkan bisa dibilang, Januari merupakan bulan yang manis bagi investor saham di Indonesia.
Namun, ada beberapa hal yang sebenarnya masih perlu diperhatikan oleh investor dan pelaku pasar terutama soal pandemi dan inflasi. Virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 terus bermutasi. Terbaru adalah varian Omicron yang dalam kurun waktu kurang dari dua bulan sudah menyebar ke lebih dari 100 negara. di Indonesia, jumlah kasus Covid-19 Omicron sekarang 152 kasus dengan tingkat kesembuhan mencapai 23%. Penularan yang tinggi dari virus mematikan ini tentu menjadi risiko bagi pemulihan ekonomi yang diharapkan berlanjut hingga tahun ini lantaran bisa memantik aksi lockdown besar-besaran jika kasus terus bertambah signifikan.
Kemudian dari sisi inflasi, kenaikan harga di level produsen dan konsumen yang tak kunjung mereda bisa mencekik perekonomian. Saat inflasi tinggi, bank sentral akan cenderung mengetatkan kebijakan moneternya sehingga suku bunga akan dinaikkan. Ketika suku bunga dinaikkan pasar saham cenderung melemah. Dua faktor di atas masih menjadi risiko terbesar bagi ekonomi dan aset-aset keuangan berisiko seperti saham.
Selain itu, catatan saja, January effect tidak terlihat dalam dua tahun terakhir di tengah pagebluk Covid-19. Sepanjang Januari 2020, IHSG ambles 5,71% secara bulanan (mom), sedangkan selama Januari 2021, IHSG turun 1,95% secara mom. Karenanya, selain adanya tren historis yang mengindikasikan January effect kemungkinan masih bisa menunjukkan tajinya pada tahun ini, sejumlah sentimen negatif di atas bisa saja menggagalkan tren itu untuk kali ketiga secara beruntun.
Lalu emiten yang menarik di January effect adalah Emiten perbankan yang cukup berpengaruh di bursa efek saat ini yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dikarenakan emiten ini adalah emiten perbankan ke-2 terbesar setelah BBCA yang bisa mempengaruhi IHSG. Pada akhir sesi 2 hari Jumat (30/12/2022) BBRI mengalami kenaikan sebesar 70 basis point atau (+1.44%) dari harga opennya dan sekarang berada diharga 4940. Dan dalam segi teknikal BBRI ada pada sidewaysnya di area Resist 5020-4950 dan Support di area 4760-4680 dan ada kenaikan volume dari perdagangan hari tersebut karena adanya dividen yang diberikan, BBRI ini berada di atas area MA 100 dan berpotensi mencapai area resistnya atau bahkan mungkin menembusnya.
Lalu yang kedua ada dari sektor siklikal yaitu emiten PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), MAPI ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan retail antara lain : pakaian, sepatu, aksesoris dan lain lain, emiten ini memiliki sentimen tersendiri karena ketika bulan desember banyak masyarakat yang membeli barang barang retail tersebut dan membuat penjualan dari MAPI meningkat dan menguntungkan bagi perusahaan ini dan membuat laporan keuangan tahunan MAPI menjadi lebih baik dan menarik bagi para investor. Pada akhir sesi 2 hari Jumat (30/12/2022) MAPI mengalami kenaikan sebesar 30 basis point atau (+2.12%) dan harga sekarang berada di 1445. Dari segi teknikal MAPI ini berada pada channel uptrend-nya dan terdapat suport di area 1340-1370 , dan resist di area 1440-1480, dan ada tanda golden cross pada MACD oversold , dengan ini MAPI berpotensi melanjutkan kenaikan pada channel uptrend-nya.