Kamis (16/12/2021) Indonesia melaporkan kasus pertama
COVID-19 varian Omicron. Sejak hari
itu, jumlah kasus varian Omicron di
Indonesia bertambah menjadi 11 kasus. Melansir dari laman resmi Kementerian
Kesehatan RI, ke-11 kasus baru ini merupakan Imported Case, yakni berasal dari pelaku perjalanan internasional
yang baru kembali dari Turki, Jepang, Korea Selatan, dan Arab Saudi. Varian Omicron, juga dikenal sebagai garis keturunan B.1.1.529, adalah sebuah varian SARS-CoV-2, sebuah koronavirus yang menyebabkan Covid-19. WHO menyatakannya sebagai varian yang diwaspadai dan menamakannya dari kata Yunani Omicron
Sentimen
negatif virus Covid-19 baru Omicron
yang masih menghantui pasar turut membuat investor was-was terhadap prospek
pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung. Ini lantaran penyebaran Omicron dikhawatirkan kembali membuat
pemerintah membatasi pergerakan masyarakat. Di tengah kekhawatiran soal efek
penyebaran Omicron di Tanah Air
terhadap bursa saham Tanah Air, saham sektor kesehatan, termasuk farmasi dan
pengelola rumah sakit (RS), cenderung diuntungkan ketika adanya perkembangan
negatif soal pandemi.
Pada
29 November lalu, saham farmasi dan RS ramai-ramai diborong investor seiring
kabar kemunculan varian anyar Covid-19
bernama Omicron. PT Kimia Farma Tbk
(KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF) masing-masing melonjak 6,64% dan 5,38% pada
hari itu. Kemudian, ketika Omicron
dikonfirmasi telah masuk ke Indonesia pada 16 Desember 2021, saham-saham
farmasi utama kembali diborong investor. Saham PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA)
melesat 5,03% di tengah perdagangan hari itu.
Duo KAEF dan INAF juga terkerek 4,74% dan 4,44%. Lalu, saham RS PT Royal Prima Tbk (PRIM) naik 4,64%, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) mencuat 2,40%, dan sejumlah saham RS lainnya. Saham-saham RS juga memiliki kinerja sejak awal tahun (ytd) yang ciamik. Saham PRIM sudah melonjak 103,45% secara ytd. Kemudian, saham PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) melambung 99,02% sejak awal 2021 dan PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE) melejit 56,83% secara ytd. Adapun kenaikan secara year to date (ytd) tertinggi untuk saham farmasi dicetak oleh saham IRRA sebesar 33,13%. Melihat peluang dari kenaikan saham diatas, berikut ulasan mengenai saham healthcare yang berpotensi mengalami rebound ataupun melanjutkan trend bullishnya, yaitu KAEF.
PT Kimia Farma Tbk (KAEF)
Pada tahun 2022, kemungkinan besar Indonesia masih mengalami pandemi dan kemungkinan makin banyak varian COVID-19 yang bermunculan. Oleh karena itu, sektor healthcare merupakan salah satu sektor yang menguntungkan akan adanya berita negatif terkait pandemi. Salah satu sahamnya yaitu KAEF tetapi dengan mempertimbangkan trading plan yaitu BUY pada range harga 2400 – 2650 Taking profit 1 di range 3500 – 3700, Taking profit 2 pada range 4250 – 5200 dan taking profit 3 pada harga > 6000.
DISCLAIMER ON!!